Senin, 30 Januari 2017

Aplikasi Maxigrow Pada Bawang Merah

Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan (tanah kering), tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus Atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 m, kelembaban 50-70%, suhu 25O – 32O C.

Cara penggunaan MaxiGrow yang dikombinasikan dengan pupuk kimia pada tanaman bawang merah.
Pengolahan Lahan (Pemberian MaxiGrow Ke -1 )
  • Lahan yang telah dibuat bedengan pada bagian atasnya diberi pupuk kandang (yang sudah matang), kemudian semprotkan larutan MaxiGrow (1 liter MaxiGrow dicampur dengan: air max 100 liter), kemudian tutup permukaan bedengan dengan tanah. Biarkan minimal 3 hari, kemudian siap untuk ditanam.
  • Pada tahap ini kebutuhan maxigrow sebanyak 2 s/d 3 liter per hektar dan pupuk kandang sebanyak 4 ton per hektar.

Pemberian MaxiGrow Ke-2 (30 s/d 35 Hari Setelah Tanam)
  • Semprotkan larutan MaxiGrow (3 s/d 4 liter MaxiGrow : air max 100 liter) pada sekitar pangkal batang.

Pemberian pupuk kimia ke sesuai dosis dan waktu anjuran/ rekomendasi
  • Kebutuhan untuk lahan 1 hektar adalah sebagai berikut : Urea/ZA sebanyak 100 kg, TSP/SP-36 sebanyak 150 kg dan KCL sebanyak 100 kg, aduk sampai rata, berikan pada sekitar pangkal batang (jarak 10 cm dari batang) kemudian tutup dengan tanah.
Beberapa penyakit pada bawang merah dan pengendalianya
  • Antraknosa, penyakit pada akar akibat serangan Colletotrichum gloeosporoides. Penyakit ini di kalangan petani popular disebut otomatis, inul dan twister Gejala: ujung daun mengering, daun muda menguning dan daun melintir. Pengendalian: semprotkan fungisida berbahan aktif karbendenzim dan mankozeb. Apabila serangan belum terlalu banyak, langkah lain dapat ditempuh dengan mencabut dan buang/bakar segera tanaman yang diserang.
  • Usarium oxysporum, Gejala: ujung daun layu dan menguning, melinting dan nekrosis. Akar berwarna hitam dan rapuh,dasar akar membusuk. Fusarium dapat juga menyerang umbi bawang yang telah dipanen yang terdapat dalam gudang penyimpanan.Pengendalian: semprotkan fungisida berbahan aktif karbendenzim atau mankozeb. Apabila serangan belum terlalu banyak, langkah lain dapat ditempuh dengan mencabut dan buang atau bakar tanaman yang terserang.
  • Ulat Grayak, daun berlubang sedikit demi sedikit sampai habis. Hama Spodoptera litura memakan bagian epidermis daun terlebih dahulu kemudian jaringan. Pencegahan serangan ulat daun, ulat tahun, dan ulat grayak bisa dengan cara mengenai lahan sebelum ditanami agar ulat tana.
  • Fusarium, diakibatkan oleh cendawan Fh mati. Pengendalian; gunakan musuh alami, apabila serangan sangat banyak dapat menggunakan insektisida yang berbahan aktif bacillus thuringiensis atau klorfenapir atau spinosad.
  • Trips, diakibatkan serangan Thrips tabaci. Gejala : terdapat spot berwarna putih keperakan bekas tusukan dan gigitan hama kemudian menyebar ke seluruh permukaan daun. Pengendaliannya; semprotkan fungisida berbahan aktif klorfenapir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar